Pada postingan kali masih mengenai Polusi Udara yang disebabkan oleh Polusi Asap
dan Debu Bagi Lingkungan (sebelumnya
) Khususnya Lingkungan Perumahan di
bagian Timur Kota Bandung.
Pada awalnya saya tidak terlalu memperhatikan ketika kondisi ruangan cepat berdebu
setelah dibersihkan, namun ketika ruangan sering timbul asap dan bau hasil dari
pembakaran (red yang jelas bukan asap dan bau dari masakan / hidangan, hampir tiap
malam sampai pagi hari) yang sering membuat
.
:.
Setelah memperhatikan kondisi genting-genting dan tembok pada dak loteng terlihat
bekas debu yang melekat (abnormal, untuk daerah perkotaan mungkin hal ini dianggap
wajar seiring dengan meningkatnya volume kendaraan bermotor).
Pada hari Senin, 15 Februari sekitar Pukul 5 pagi ketika melihat keluar tampak
gelap berkabut namun setelah diperhatikan ternyata bukan kabut yang biasa terjadi
di pagi hari melainkan asap yang mengandung partikel debu yang sangat kecil
(di kamera smartphone tampak gelap seperti terjadi gerhana atau gunung meletus)
kejadian tersebut tidak berlangsung lama sekitar beberapa jam saja normal kembali
seperti biasa.
Setelah mencari informasi di internet tidak ada kabar berita mengenai hal tersebut,
yang perlu di sayangkan adalah Stasiun Pemantau Kualitas Udara Kota Bandung yaitu:
- BAF-1 - KANTOR ARYA GRAHA
Non Aktif
- BAF-2 - BATU NUNGGAL
Non Aktif
- BAF-3 - UJUNG BERUNG
Non Aktif
- BAF-4 - TIRTA LEGA
Non Aktif
- BAF-5 - DAGO PAKAR
Non Aktif
sumber:
Indeks Standar Pencemar Udara (iSPU)
Update Terakhir Tanggal 18-02-2016 12:00:00)
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara.
Setelah beberapa hari sampai saat ini (red 21 Februari 2016) kondisi pada pagi hari
kembali normal tidak ada kabut asap ???
Jika pada musim kemarau yang panjang hal seperti ini bisa dimaklumi, yang perlu
kita khawatirkan seperti kejadian pada akhir tahun 2015, tepatnya bulan Oktober
2015 langit Kota Bandung nampak berkabut yang disebabkan oleh asap. Namun dipastikan
asap tersebut bukan dampak kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan. Kabut yang
menyelimuti Bandung, mengutip data BMKG, disebabkan oleh pencemaran udara.
Dalam upaya mengurangi kabut asap, banyak pihak yang menggelar salat istisqa atau
salat minta hujan. Menurut pendapat saya yang awam adalah kurang tepat jika kabut
asap berasal dari pencemaran udara dari asap industri dan polusi kendaraan jika
turun hujan maka hujan tersebut mengandung kandungan asam yang tinggi atau biasa
disebut hujan asam sebagai dampak dari pencemaran udara, beberapa efek dari hujan
asam ini antara lain:
- Mempengaruhi kualitas air permukaan
- Merusak tanaman
- Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam
tanah sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
- Bersifat korosif sehingga merusak material dan
bangunan.
Berbeda halnya jika kabut asap berasal dari proses kebakaran hutan alami (bukan
unsur kesengajaan) jika turun hujan tidak akan terjadi hujan asam atau air hujan
tersebut tidak mengandung kandungan asam yang tinggi dan tidak berdampak negatif
terhadap lingkungan. (
Wallahu'allam)
Bagi Sobat(2x) yang ingin & berbagi ilmu dipersilahkan untuk melangkapi
dengan menuliskannya pada kolom komentar di bawah... :)
Jazakumullohu Khouiron Katsiron
Semoga Bermanfaat (Muga Aya Mangpaatna),
Terima Kasih (Hatur Nuhun) !
Thanks for Stopping By !
FYi:
We are still experiencing technical (hardware outdated) difficulties issues...
... We are sorry to all of visitor for any inconvenience !!!
We're Highly Appreciate Any Support & Suggestion,
To Keep This Blog Alive !